Sunday, February 3, 2019

Burung Branjangan (Mirafra javanica)


Burung branjangan (Mirafra javanica), merupakan salah satu burung yang sangat ideal. Burung ini memiliki penyimpanan suara atau dengan kata lain bisa merekam lebih dari tujuh jenis burung. Itu sebabnya ia dijuluki burung cerdas.
Meski begitu untuk mencari Branjangan yang berkualitas sekarang sangatlah sulit, selain pemilik branjangan gacor belum atau tidak akan menjualnya, keberadaan di alamnya pun semakin menipis saja.
Di setiap daerah cukup berbeda ragam dan postur dari burung cerdas ini, jenis dan type burung Branjangan dikelompokan menurut habitat asal muasalnya. Ada empat jenis Branjangan yang dikelompokkan sesuai dengan habitatnya, Branjangan Sawah, Branjangan Tegalan, Branjangan Gunung dan Branjangan Pantai.

JENIS MENURUT KELOMPOK HABITATNYA


Branjangan Sawah mempunyai warna cerah cenderung putih, Branjangan Tegalan mempunyai warna putih kekuning-kuningan, Branjangan Gunung mempunyai dominasi warna yang gelap, sedangkan Branjangan Pantai mempunyai warna putih kecoklatan dan kuning pucat.
Ada pendapat bahwa warna dan habitatnya memiliki keterkaitan secara alamiah. Artinya, warna itu cenderung selaras dengan kondisi alam. Di sawah warna cerah selaras dengan lokasi yang terang benderang. Di tegal warna agak suram, sebab tertutup pohon perkebunan. Di hutan warna gelap, sesuai dengan suasana hutan yang rimbun dengan pepohonan besar. Di pantai putih kecoklatan, mirip warna pasir.
Keselarasan warna dengan habitatnya dibutuhkan burung sebagai kamuflase, penyamaran agar tak gampang dimangsa predator atau ditembak pemburu. Di dunia burung, mata rantai tertinggi ada pada burung-burung besar pemakan daging, seperti Elang, Rajawali, burung predator ini bisa memangsa burung yang lebih kecil.
Namun, belum ada penelitian soal keselarasan warna dengan habitatnya. Apakah karena burungnya yang menyesuaikan diri dengan alam sesuai warna bulunya, atau mereka tidak sengaja menyesuaikan diri.
Populasi dari burung tanah ini, tersebar Pulau Sumatera bagian bawah, Kalimantan bagian selatan, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Nusa Tenggara Barat.

JAWA BARAT

Branjangan dari Jawa Barat terkenal karena mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, dengan ukuran antara 12-13 cm. Mempunyai kelebihan suara mengkristal dan lengkingannya yang nyaring, dengan jambul yang berdiri solid. Trecetan dan ngerolnya mempunyai warna suara nge-bass, dengan kicauannya yang sambung menyambung. Pola batik pada bulunya cenderung berwarna gelap
Penyebarannya meliputi Sapan Majalaya, Subang, Cianjur, Indramayu dan daerah lainnya. Branjangan dari daerah Sapan Majalaya, medio tahun 1990-2000 an merupakan primadona yang paling diburu. Tetapi seiring dengan waktu, selain oleh perburuan pemikat burung, penggunaan insektisida dan perubahan dalam tataguna lahan, telah berakibat nyata terhadap kehidupan burung Branjangan di daerah Sapan.

JAWA TENGAH DAN TIMUR

Branjangan dari Jawa Tengah mempunyai mental tempur yang baik, disamping variasi suaranya yang banyak, ditunjang juga dengan volume suaranya yang keras, dengan nada bergetar. Pola batik pada bulunya, mempunyai warna yang menarik merah kekuningan. Berukuran antara 13-14 cm, lebih besar daripada Branjangan asal Jabar.
Penyebarannya meliputi Jogyakarta, Sleman, Wates, Kali Ori, Petanahan dan daerah lainnya. Mempunyai memori penyimpanan yang banyak, termasuk burung unggulan sangat baik untuk burung masteran.

SUMBAWA DAN NTB

Suaranya lebih kecil dibandingkan dengan Branjangan dari daerah Jawa. Berukuran antara 10-12 cm, mempunyai suara yang bervariatif dengan volume yang cukup nyaring, meski disinyalir mempunyai mental tempur yang rendah. Corak batik pada bulunya terlihat lebih gelap.

LOMBOK

Kerap juga disebut Branjangan pantai, berukuran antara 10-12 cm. Meski terhitung berukuran kecil, nyanyian terhitung variatif dan nyaring. Kerap juga disebut burung peniru yang ulung.


KEBIASAANNYA

Branjangan kadang hidup sendiri atau dalam kelompok yang tersebar. Umumnya hidup di daerah terbuka, persawahan yang baru di panen, padang rumput dan tanah bekas injakan kerbau yang mengeras, serta semak-semak yang tidak terlalu rimbun. Biasanya berjalan di atas tanah, bernyanyi diatas tanah atau di udara, baik ketika terbang maupun melayang, sambil perlahan-lahan menurun secara vertikal. Branjangan di alamnya secara teratur memandikan tubuhnya dengan debu atau pasir yang halus. Untuk menarik perhatian betina atau menandakan daerah kekuasannya, Branjangan akan berkicau naik turun bak seperti helikopter, itu berlaku juga ketika Branjangan berlaga di arena kontes.
Ada beberapa faktor penyebab branjangan malas berbunyi. Penyebab paling dominan adalah pola perawaan yang tak sesuai, termasuk pemberian pakan. Berikut ini beberapa penyebab branjangan jarang bunyi:
  • Burung masih muda.
  • Burung bakalan / baru ditangkap dari hutan, sehingga masih memiliki tingkat stres cukup tinggi.
  • Burung sedang tidak fit atau sakit.
  • Burung terinfeksi oleh kutu.
  • Burung tidak mendapat pakan yang sesuai.
  • Burung jarang dimandikan maupun dijemur
Bagaimana cara merawat burung branjangan agar rajin bunyi dan cepat ngeplong? Sebenarnya cukup mudah. Tetapi sebelum menerapkan pola perawatan secara tepat, ada baiknya Anda penuhi dulu beberapa persyaratan berikut ini:
  • Burung dalam kondisi sehat dan tidak memiliki cacat tubuh.
  • Burung sudah beradaptasi sepenuhnya dengan sangkar dan lingkungan barunya.
  • Burung sudah dalam kondisi jinak dan tidak takut lagi terhadap manusia.
  • Burung mau makan secara rakus.
  • Burung sudah rajin mengeluarkan suara panggilan.
Jikaka syarat-syarat tersebut dijumpai pada branjangan milik Anda, maka tahap selanjutnya adalah merawatnya secara tepat agar burung makin rajin berbunyi dan cepat bersuara ngeplong. Berikut ini beberapa pola perawatan yang bisa diterapkan:

Berikan pakan bijian secara bervariasi

Hal pertama yang mesti diperhatikan mengenai cara merawat burung branjangan agar rajin bunyi dan cepat ngeplong adalah memberikan beberapa jenis pakan / bervariasi setiap harinya. Beberapa jenis pakan yang bisa diberikan adalah:
  • Menggantung seikat padi merah dalam sangkarnya. Jika sulit mendapatkan padi merah, bisa juga menggunakan padi biasa atau padi putih.
  • Memberikan racikan pakan bijian dengan komposisi sebagai berikut: milet putih, beras merah, jewawut, ketan hitam, godem, dan gabah. Campuran bijian tersebut dipercaya mampu membuat branjangan makin aktif dan rajin berbunyi.

Jenis Extra Fooding yang bagus untuk branjangan

Selain pakan utama biji-bijian, burung branjangan juga perlu mendapatkan pakan tambahan dari jenis serangga. Hal ini bisa memancing burung agar lebih rajin bunyi. Berikut ini beberapa jenis serangga yang bagus untuk branjangan:
1. Jangkrik
Jangkrik merupakan pakan tambahan / extra fooding (EF) yang paling sering digunakan para kicaumania untuk aneka jenis burung kicauan.
Untuk perawatan dasar, terutama burung branjangan rumahan, Anda bisa memberikan jangkrik sebanyak 2-3 ekor pada pagi dan sore hari. Untuk burung lomba, setelan jangkrik biasanya 5/5.
2. Kroto
Berikan kroto segar sebanyak 1 cepuk setiap pagi. Setelah branjangan dikeluarkan dari dalam rumah pada pagi hari / ketika pengembunan, segera berikan kroto segar. Pemberian kroto pada pagi hari bisa membantu burung beraktivitas sepanjang hari.
3. Anai-anai / laron
Di habitat aslinya, branjangan sering menangkap laron / anai-anai yang keluar pada sore hari. Biasanya serangga ini keluar dari sarangnya setelah hujan turun. Saat itulah branjangan akan berebut laron bersama dengan jenis burung lainnya seperti kapinis atau burung gereja.
3. Belalang hijau
Anda juga bisa menambahkan belalang hijau sebagai EF harian yang diberikan bersamaan dengan jangkrik.
4. Semut madu
Semut madu dapat meningkatkan stamina dan membuat branjangan makin rajin bunyi. Namun semut jenis ini sudah sulit ditemukan. Alternatifnya, Anda bisa memberikan kepompong ulat sutra ataularva lebah yang mempunyai khasiat hampir sama.
5. Ulat kandang / ulat hongkong
Ulat kandang bisa diberikan setiap pagi dan sore hari, dengan jumlah yang disesuaikan kebutuhan. Jika tidak ada ulat kandang, Anda bisa menggantinya dengan ulat hongkong.
Rawatan Harian Rutin
1.Mandi Semprot atau cepuk(tergantung kebiasaan)
Mandi untuk branjangan berfungsi untuk menurunkan birahi sekaligus merapikan bulu dan mencegah kutu, lakukan rutin setiap pagi dan sore agar burung selalu sehat.
Note: setiap seminggu sekali berikan tanah, pasir, atau batu bata yang ditumbuk pada sangkar branjangan ,mengingat kebiasaan dialam liar burung ini suka mandi tanah untuk menghilangkan kutu dan mengkilapkan bulu.
2.Pemberian Extra Fooding(EF)
Extra Fooding berfungsi untuk menjaga stamina burung agar tetap sehat dan rajin berkicau
3.Penjemuran
Penjemuran sifatnya mutlak untuk burung branjangan mengingat habitat burung ini disawah atau pegunungan yang panas full
4.Pemasteran
Pemasteran bisa dilakukan pada malam hari saat burung istirahat,
Itulah sedikit tips cara merawat burung branjangan agar rajin bunyi dan cepat ngeplong. Tentu perawatan tak sebatas pemberian pakan berkualitas saja. Perawatan lain seperti mandi, jemur, dan menjaga kebersihan sangkar harus dilakukan secara rutin.
Salam kicau mania

No comments:

Post a Comment

terima kasih, salam indonesian bird !!